Kitakini.news - Indonesia sedang berupaya mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah.
Dalam Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2024 yang akan berlangsung di Jakarta 4-6 November 2024 nanti, Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) akan membahas strategi untuk memastikan transisi energi yang adil dan berkelanjutan.
Deputi IESR, Fabby Tumiwa, menekankan pentingnya komitmen politik dalam meningkatkan bauran energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Fabby menggarisbawahi perlunya penetapan target yang jelas untuk emisi gas rumah kaca di sektor energi. Selain itu,integrasi target bauran energi terbarukan dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).
"IETD 2024 akan menghadirkan 50 pembicara yang membahas keterkaitan transisi energi dengan sektor lain, seperti pembangunan ekonomi, industri, dan pendidikan. Informasi lebih lanjut mengenai acara ini dapat diakses di ietd.info," katanya dalam keterangan, Kamis (31/10/2024).
Swasembada Energi Harus Jadi Agenda Prioritas Nasional
Sementara Manajer Program Transformasi Sistem Energi IESR, Deon Arinaldo mengungkapkan IESR menyerukan kepada pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menjadikan swasembada energi sebagai agenda prioritas nasional.
Dia juga menyoroti potensi energi terbarukan Indonesia, seperti surya dan angin, yang tersebar luas. Penggunaan energi ini menurut dia dapat meningkatkan ketahanan energi nasional serta mengurangi ketergantungan pada energi impor.
"Pengembangan energi terbarukan berbasis daerah akan menciptakan akses energi yang lebih inklusif dan berkelanjutan," tutur dia.
IESR juga mendorong pemerintahan Prabowo untuk mengeluarkan kebijakan yang dapat mempercepat pengembangan energi terbarukan sebagai bagian dari upaya transisi energi yang berkeadilan.
Langkah ini penting untuk mencapai swasembada energi dan mendukung pembangunan ekonomi hijau sesuai dengan target nasional.