Kitakini.news -
Indonesia menghadapi tantangan besar di bidang kesehatan dengan tingginya angka prevalensi diabetes. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan bahwa
Indonesia saat ini berada di urutan kelima dunia sebagai negara dengan jumlah kasus diabetes tertinggi.
"Diperkirakan saat ini ada sekitar 19,5 juta jiwa yang mengidap diabetes di Indonesia. Angka ini bahkan diprediksi akan melonjak tajam hingga mencapai 28,6 juta jiwa pada tahun 2045," ungkap dr. Nadia dalam keterangan resmi pada Rabu (20/11/2024).
Menurut dr. Nadia, angka diabetes yang terus meningkat menjadi ancaman serius bagi cita-cita Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045. Bonus demografi, yang seharusnya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, berisiko menjadi beban akibat meningkatnya kasus diabetes dan penyakit tidak menular lainnya.
"Jika kita tidak segera menangani masalah ini, pada tahun 2045, generasi SDM emas yang diharapkan akan membawa Indonesia ke status negara maju tentu akan sulit tercapai," ujar dr. Nadia.
dr. Nadia menjelaskan bahwa diabetes merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dipicu oleh berbagai faktor, termasuk gaya hidup yang tidak sehat. Beberapa kebiasaan buruk yang menjadi penyebab utama adalah merokok, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur yang minim, serta konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) yang berlebihan.
"Kurang lebih 30 persen atau sepertiga masyarakat kita sangat berisiko karena konsumsi gula, garam, dan lemak mereka melebihi batas yang dianjurkan per hari," jelasnya.
Untuk menekan angka diabetes, pemerintah terus mendorong masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat, termasuk melakukan aktivitas fisik secara rutin, mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala.