Keributan Warnai Mediasi Terkait Penembokan Akses Jalan di Seimati Medan

Azzaren - Selasa, 05 Maret 2024 14:03 WIB
Teks foto : Saat mediasi suasana pun terjadi keributan antara masyarakat dan petugas kelurahan Sei Mati yang diduga berpihak dengan kebijakan sekolah tersebut yang menembok akses jalan warga. (Aditya)

Kitakini.news -Tidak terima akses jalan di tembok hingga menutup jalan warga, puluhanmasyarakat gang Abadi Lingkungan Seimati, Kecamatan Medan Maimun, SumateraUtara, memprotes pihak sekolah swasta yang semena-mena merebut lahan masyarakattanpa ada persetujuan Pemko Medan.

Saatmediasisuasana pun terjadi keributan antara masyarakat dan petugaskelurahan Sei Mati yang diduga berpihak dengan kebijakan sekolah tersebut,Senin (4/3/2024).

Perangkatkelurahan tidak mampu menampung aspirasi warganya sehingga beberapa warga yanghadiri mediasi dengan pihak sekolah emosi dan membuat situasi memanas.

Wargamenyatakan sudah terbukti jalan yang bertahun-tahun dilalui bukan milik sekolahglobal prima tersebut. Namun, tanpa adanya sosialisasi pihak sekolah menembokhingga menutup jalan setinggi kurang lebih 4-5 meter dan membuat ratusanpenduduk terkurung.

MenurutHumas Yayasan Prima Medan, Devi Marlin, penembokan itu berdasarkan undangundang tentang ancaman. Dimana para siswa kerap dipanggil oleh orang tidakdikenal dari lingkungan warga.

Sehinggapenembokan akses itu dilakukan agar para siswa terselamatkan. Bukan itu saja,fasilitas sekolah selalu hilang dan beberapa kali petugas jaga sekolahmenemukan jasad bayi yang dibuang oleh warga.

Namun,hal itu tidak pernah diberitahukan oleh pihak kepolisian dan malah mengambilkeputusan sendiri untuk menembok akses jalan warga. Tanpa adanya persetujuanPemkot Medan dan lainnya.

Sementaraitu, sebelum penembokan didirikan. Masyarakat sempat di berikan sembako olehpihak sekolah. Kejanggalan itu pun muncul karena bertahun tahun sekolahdidirikan area pemukiman warga. Hanya baru kali ini dilakukan. Diduga,pemberian sembako tersebut untuk sogokan warga agar menerima kebijakan sekolah.

Halitu pun di elaskan Dedi Lubis Kepala Lingkungan I, dimana sebelum tembokdidirikan sempat dihubungi pihak sekolah. Saat diketahui akan ada penembokandirinya meminta harus ada musyawarah kepada masyarakat. Namun tidak dilakukandan hanya mengambil keputusan sendiri tanpa di setujui pimpinan maupun dinasterkait daerah kota Medan.

Editor
: M Iqbal

Tag:

Berita Terkait

News

Polisi Tangkap Pelaku Pembobol Rumah di Sei Mati

News

Jalan Ditembok Tinggi, Ratusan Warga Sei Mati Terancam Tak Bisa Beraktivitas

News

Kawal Surat Suara, Tim PKS dan PDI-P Kompak Dirikan Tenda di Kantor Camat Medan Maimun

News

Satu Rumah di Pemukiman Penduduk Kota Medan Terbakar