Kitakini.news -Mantan Sekretaris Umum Badan EksekutifMahasiswa Universitas HKBP Nomensen, Rickson Hutagalung menyesalkan penangkapanatas empat orang aktivis mahasiswa Cipayung Plus atas dugaan Operasi TangkapTangan (OTT).
Diberitakan sebelumnya, para ketuaorganisasi mahasiswa ini terjaring OTT disebuah kafe yang berada di kawasanPadang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu(4/8/2024) malam lalu. Mereka yang terjaring OTT tersebut dengan inisial AS,DR, AS, dan IP.
"Kita menolak dengan tegaskriminalisasi aktivis. Sangat kontras, setelah mereka (para aktivis) itumelakukan demonstrasi mengkritik pemerintah, lantas setelah itu merekaditangkap atas dugaan OTT. Publik bertanya, apa skenario di balik ini," cetusRickson melalui rilis tertulisnya yang diterima redaksi Kitakini.news, Kamis (8/8/2024).
Rickson yang juga alumni GerakanMahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini mengatakan, aparat harus senantiasamenjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.
"Kepada publik harus dijelaskansecara terang benderang, kronologi, alat bukti dan seluruh yang berhubungandengan penangkapan para aktivis tersebut," tambahnya.
Rickson yang juga menjabat Wakil KetuaDPD Banteng Muda Indonesia ini menjelaskan, kebebasan berpendapat danberekspresi merupakan jiwa dari demokrasi, tanpa kebebasan tersebut demokrasibukanlah apa-apa melainkan ide tanpa jiwa.
Demokrasi, lanjut Rickson, merupakanpemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mustahil adapemerintahan dari rakyat, jika rakyat tidak memiliki kebebasan untukberpendapat.
"Kita tidak ingin kembalinya rezim NeoOrde Baru di Tanah Air. Semangat reformasi ini harus terus dikawal, negara inidibangun oleh semua dan untuk semua," ketusnya. (**)