Kitakini.news -Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersamaWakil Menterinya Sudaryono diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektorpertanian diseluruh wilayah Indonesia, khususnya Sumatera Utara. Tak hanya itu,keduanya bersama instansi lainnya yang terlibat juga diminta untuk bisa menjagastabilitas ketersediaan pupuk bersubsidi di Provinsi Sumatera Utara yang sempatterjadi kelangkaan selama kurun waktu berkisar 4 tahun
"Kita ketahui selain program makanbergizi, Presiden Prabowo Subianto juga fokus pada sektor pertanian yaknimeningkatkan ketahanan pangan. Namun, bila pupuk bersubsidi langka, ini menjadisalah satu faktor penghambat untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal. Parapetani kita tidak akan mendapatkan hasil panen yang baik bila tanamannya kurangmendapatkan pupuk. Oleh karena itu, kita sarankan agar Mentan bersama Wamenharus juga menjaga stabilitas ketersediaan pupuk bersubsidi, jangan sampaiterjadi kelangkaan seperti 4 tahun terakhir, khsusunya di Sumut," beber AnggotaDewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut), Rony ReynaldoSitumorang kepada wartawan melalui sambungan seluler dari Medan, Kamis(24/10/2024).
Hal ini disampaikan Rony Reynaldomerespon kasus kelangkaan pupuk bersubsidi yang sempat terjadi di Sumut selamakurun waktu 4 tahun.
Rony menjelaskan, pada Mei 2024 lalukhusus untuk Sumatera Utara, pemerintah telah menetapkan alokasi pupukbersubsidi sebanyak 478.298 ton atau meningkat243.450 ton dari alokasi sebelumnya yang sebesar 234.848 ton
Menurut Rony, rincian total alokasi tersebut terdiri dari urea sebesar 212.943 tonatau meningkat dari sebelumnya 124.580 ton, NPK sebesar 233.888 ton ataumeningkat dari sebelumnya 109.406 ton, NPK Formula Khusus sebesar 5.979 tonatau meningkat dari sebelumnya 862 ton, dan pupuk organik sebesar 25.488 ton.
Sementara itu, lanjut PolitisiPartai NasDem ini, untuk kuota kebutuhan pupuk bersubsidi di Kabupaten Simalungundi tahun 2024 ini mengalami penurunan yakni berkisar 13.301 Ton. Berbeda padatahun 2023 lalu, Simalungun mendapatkan kuota berkisar 21.975.972 Ton.
"Selainpupuk urea, kuota pupuk lainnya yang menurun adalah NPK yang tahun lalu sebesar15.315,809 ton kini 10.257 ton. Terakhir adalahPupukNPKFormulasebesar161,1 ton kini 17,07 ton," terang Wakil Rakyat yang berasal dari daerahpemilihan (Dapil) Sumut 10 meliputi Kabupaten Simalungun dan Kota Pematang Siantarini.
Dengan kuotaketersediaan pupuk bersubsidi yang jumlahnya jauh menurun khususnya untuk Simalungun,sambung Rony, ini masih menjadi persoalan bagi para petani dan pertanian diSumut. para petani di Kabupaten Simalungun juga terancam akan kembali kesulitanuntuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
Selain itu, para petanijuga tidak sanggup untuk membeli pupuk non subsidi. Sehingga dikhawatirkan parapetani tidak akan mendapatkan hasil panen yang tak maksimal yang berpengaruhpada harga jual.
Dengan kondisi ini, tambahRony, pihaknya meminta kepada Mentan dan Wamen untuk benar-benar memperhatikandistribusi kuota dan ketersediaan pupuk bersubsidi di Sumut.
"Jangan sampai terjadilagi kelangakaan. Kemudian juga kita meminta aparat penegak hukum untukmelakukan pengawasan terhadap pendistribusian pupuk bersubsidi kepada parapetani maupun kelompok tani. Karena dengan ketersediaan yang cukup danpengawasan yang ketat, distribusi pupuk berrsubsidi kepada petani tepat sasarandan juga menghindari dari tindakan kecurangan dari oknum-oknum yang tidakbertanggungjawab.
"Untuk itu kita sangat berharap, pemerintahan yangbaru dibawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto ini, sektor pertanian bisameningkat hasilnya dan ketersediaan pupuk bersubsidi di Sumut tetap terjagaselama 5 tahun kedepan. Para petani akan bangga dan sejahtera bila hasil panentanaman pertanian mendapatkan hasil yang baik dan maksimal," pungkasnya. (**)