Kitakini.news - Gunung Lewotobi Laki-laki, salah satu gunung berapi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami erupsi sejak Minggu (3/11/2024) tengah malam hingga Senin dini hari. Erupsi ini menelan korban jiwa sebanyak 10 orang dan berdampak pada ribuan penduduk di sekitarnya. Pemerintah Kabupaten
Flores Timur bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menetapkan tiga titik evakuasi untuk para pengungsi guna menghindari bahaya lanjutan.
Untuk memastikan keselamatan warga, Pemkab Flores Timur menetapkan tiga lokasi pengungsian di Kecamatan Titehena, yaitu di Desa Bokang, Desa Lewolaga, dan Desa Konga. Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, menyatakan pihaknya telah mengevakuasi penduduk dari Desa Klatanlo, Dulipali, dan Hokeng Jaya. Selain itu, BPBD bersama TNI-Polri akan mendirikan dapur umum serta menyiapkan logistik untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.
"Kami bersama TNI-Polri juga akan membantu pemakaman korban meninggal dan membangun fasilitas penunjang lainnya di lokasi pengungsian," ujar Fredy. Korban tewas terdiri dari sembilan orang warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, serta satu orang dari Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura.
Fredy mengimbau warga di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki agar tetap waspada dan mengikuti arahan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). "Masyarakat diminta untuk mengungsi dalam radius aman 12 kilometer dari pusat erupsi," imbuhnya.
Menurut Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki mulai meningkat sejak awal November 2024. Pada 1 November, tercatat 112 kali gempa vulkanik dalam (VA) dan 17 kali gempa vulkanik dangkal (VB), yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya yang hanya sekitar 10-12 gempa dalam sehari. "Peningkatan ini mengindikasikan adanya suplai magma besar dari dalam tubuh Gunung Lewotobi Laki-laki," jelas Wafid dalam siaran pers, Senin (4/11/2024).
Dalam periode 23-31 Oktober 2024, tercatat berbagai jenis gempa vulkanik, antara lain 35 kali gempa letusan, 20 kali gempa hembusan, 75 kali gempa harmonik, dan berbagai jenis gempa tektonik. Aktivitas vulkanik ini menunjukkan potensi erupsi yang tinggi, sehingga status tanggap darurat bencana ditetapkan oleh pemerintah setempat hingga 31 Desember 2024.
Mengantisipasi dampak lebih lanjut, pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki hingga 31 Desember 2024. Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan bencana berlangsung optimal dan warga terdampak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan selama masa darurat.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur menjadi bencana alam yang perlu diwaspadai, terutama bagi penduduk sekitar. Pemerintah dan BPBD telah melakukan langkah-langkah tanggap darurat, termasuk evakuasi dan penyediaan kebutuhan dasar untuk para pengungsi. Warga diharapkan tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang guna menghindari risiko lanjutan dari aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.