Kitakini.news - Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial X menunjukkan sebuah modus baru dalam pemalsuan uang, yakni dengan cara mutilasi. Dalam video tersebut, uang Rp100 ribu yang asli dipotong menjadi dua bagian dan kemudian disambung dengan uang palsu.
Modus ini dilakukan oleh oknum dengan tujuan untuk mendapatkan uang ganti yang dua kali lipat dari bank.
Marlison Hakim, Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, menjelaskan bahwa pemalsuan dengan cara mutilasi tersebut bertujuan agar pelaku bisa mendapatkan dua lembar uang ganti dari bank. Uang yang asli dipotong menjadi dua bagian, lalu disambung dengan uang palsu. "Jadi kalau uang asli Rp 100 ribu, setelah dipotong dan disambung dengan uang palsu, hasilnya bisa dua lembar, jadi Rp 200 ribu," jelas Marlison.
Namun, Marlison menegaskan bahwa pelaku pemalsuan uang tersebut akan gagal mendapatkan pengganti uang asli saat menukarkannya ke bank. Hal ini karena sistem bank mampu mendeteksi keaslian uang yang ditukarkan. "Bank Indonesia hanya akan mengganti uang yang teridentifikasi 3/4 asli. Jadi, jika hanya ada setengah bagian yang asli, uang tersebut tidak akan diterima untuk ditukar," tambahnya.
Marlison juga menambahkan bahwa modus pemalsuan uang dengan cara mutilasi ini sebenarnya sudah lama terjadi dan kini sudah tidak lagi marak. Namun, ia mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan lebih waspada terhadap uang palsu yang beredar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memeriksa keaslian uang menggunakan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).
Untuk membantu masyarakat mengenali uang palsu, Bank Indonesia sering mengadakan sosialisasi tentang cara pemeriksaan uang dengan metode 3D. Metode ini sangat efektif karena uang palsu yang disambung melalui mutilasi akan terlihat jelas perbedaannya. "Uang yang asli dan palsu akan tampak perbedaannya di kedua sisinya," jelas Marlison.
Seiring beredarnya video pemalsuan uang Rp 100 ribu dengan mutilasi, masyarakat diimbau untuk selalu memeriksa keaslian uang yang diterima. Bank Indonesia terus berupaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap uang rupiah dan memastikan agar praktik pemalsuan tidak merugikan masyarakat luas.
Dengan semakin canggihnya modus-modus pemalsuan uang, penting bagi kita semua untuk lebih waspada dan selalu memeriksa uang dengan cermat menggunakan teknik 3D yang telah disosialisasikan oleh Bank Indonesia.