Kitakini.news -Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan Gunung Marapi menjadi salah satu gunungapi yang paling aktif di Pulau Sumatera.
Berdasarkan catatan kejadian, lanjut Abdul, Gujung Marapi pernah erupsi pada 8 September 1830 silam dengan mengeluarkan awan yang berbentuk kembang Kol Abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 meter di atas kawahnya yang disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian, sambung Abdul, pada 30 April 1979 silam menurut laporan pers pada saat itu, disebutkan 60 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor.
"Berikutnya memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Menurut catatan di akhir tahun 2011, semburan abu terbawa angin hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman," paparnya kepada wartawan melalui sambungan seluler, Minggu (3/12/2023).
Selanjutnya, masih kata Abdul, pada 26 Februari 2014 lalu Gunung Marapi meletus pukul 16.15 WIB, melepaskan beberapa material hingga ke wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
"Dan tanggal 7 Januari 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi pada pukul 06.11 WIB. Saat Gunung Marapi erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya sudah ada imbauan kepada masyarakat, wisatawan maupun pendaki agar tidak mencapi puncak," pungkasnya. (**).