Kitakini.news - Sebanyak 11 orang pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12/2023), masih dalam pencarian. Enam orang diantaranya berhasil dievakuasi, Senin dinihari (4/12/2023), oleh petugas gabungan ke Rumah Sakit Umum Daerah Padang Panjang.
Danru Basarnas Padang, Wahyu Hidayat, melaporkan upaya pencarian terhadap pendaki gunung merapi terus diupayakan sampai pukul 03.00 WIB dinihari.
Sampai saat ini Basarnas merilis menemukan 11 orang pendaki meninggal dunia dan saat ini masih dalam proses evakuasi dan pencarian korban.
Sedangkan 6 orang atas nama Bima, Irfan, Widya, Rafid, Reksi dan Tita, korban berhasil diselamatkan dan ditemukan dalam kondisi luka bakar akibat material vulkanik.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Warsito, mengatakan
tim gabungan masih terus berupaya melakukan pencarian dan pertolongan terhadap para pendaki yang belum berhasil turun.
Hingga saat ini pihaknya bersama BPBD Kabupaten Tanah Datar terus berkoordinasi dengan lintas instansi terkait guna memonitor perkembangan di lapangan, termasuk melakukan tindakan cepat apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik susulan.
Di samping itu, BPBD Kabupaten Agam dan Tanah Datar juga terus memberikan imbauan kepada masyarakat, wisatawan dan pendaki untuk terus mengenakan masker, menyusul terjadinya abu vulkanik yang ditimbulkan atas erupsi Gunung Marapi.
Di sisi lain, khususnya bagi wisatawan maupun pendaki dilarang keras untuk melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari kawah utama.
Berdasarkan data yang dihimpun, dampak yang ditimbulkan pada kejadian erupsi Gunung Marapi tidak hanya sebaran hujan abu vulkanik saja namun juga hujan abu yang disertai batu.
Adapun wilayah yang terdampak hujan abu vulkanik mencakup empat wilayah kecamatan, yakni Canduang, Sungai Pua, Ampek-Ampek dan Malalak.
Kemudian wilayah yang dilaporkan terdampak hujan abu disertai batu terjadi di kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.
Sementara itu Kepolisian Daerah Sumatera Barat mendirikan posko identifikasi korban bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) untuk membantu mengidentifikasi korban Erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat.
Posko ini bertempat di kantor Wali Nagari Batu Palano kecamatan Sungai Pua kabupaten Agam. Dokter Wika Purnama Sari mengatakan posko ini didirikan untuk proses identifikasi korban mengingat sebagian korban mengalami luka bakar.