Baskami Desak Pemprovsu Penuhi Jumlah Guru SLB di Sumut

Heru - Kamis, 14 Desember 2023 03:03 WIB
Gorby
Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting.

Kitakini.news - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRD Sumut), Baskami Ginting memberikan perhatian khusus terkait minimnya jumlah guru untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) di provinsi ini.

Politisi senior PDI Perjuangan itu mendorong Pemprovsu melalui Dinas Pendidikan dan pihak terkait agar mencukupi kebutuhan tenaga pengajar bagi siswa berkebutuhan khusus di Sumut.

"Juga, tentang penambahan sarana dan prasarana penunjang pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus di Sumut yang diharapkan dapat dipenuhi dari APBD provinsi tahun 2024," katanya kepada wartawan di Medan, Rabu (13/12/2023).

Baskami juga meminta agar dilakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia terkait pendidikan guru SLB di perguruan tinggi.

"Maka masalah terkait kebutuhan pendidik di SLB, harus adanya pendidikan Guru SLB di perguruan tinggi. Idealnya Guru SLB memiliki latar belakang dari jurusan pendidikan luar biasa," ungkapnya.

Masih kata Baskami, di tengah keterbatasan jumlah pendidik bagi SLB, Sumut mengalami kenaikan tren siswa berkebutuhan khusus setiap tahun.

"Ini harus menjadi perhatian kita bersama, negara harus menjamin pendidikan bagi seluruh anak Indonesia demi masa depan Indonesia yang unggul," tambahnya.

Menurut Baskami, anak-anak berkebutuhan khusus sesungguhnya memiliki multitalenta yang harus terus diasah. "Banyak orang tua yang belum berani dan tidak percaya diri untuk menunjukkan bahwa anaknya berkebutuhan khusus di samping biaya pendidikan yang juga masih tinggi," tambahnya.

Di lain pihak, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina tingkat Provinsi Sumatera Utara Mardi mengatakan, jumlah siswa di SLB Negeri Pembina Medan telah melebihi batas. Bahkan siswa di sana terbanyak se-SLB di Indonesia, yakni 476.

Idealnya daya tampung SLB hanya sekitar 300 anak. Sementara rasio guru hanya 76 orang dari yang seharusnya 150 orang.

"Medan sebagai kota terbesar nomor tiga di Indonesia, seharusnya minimal ada tiga SLB. Jadi, kami tidak bisa menerima anak-anak sekitar 40 sampai 50 orang, karena keterbatasan kuota kelas dan tenaga pengajar," ujarnya.

Menurut Mardi, tantangan terbesar SLB tenaga pengajar khusus untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus dan juga anggaran. Sebab perlakuan dan treatment yang khusus diperlukan.

"Kami berharap ada respon positif terhadap kebutuhan guru kami melalui jalur PPPK, minimal 15 orang guru," imbuhnya.

Sampai saat ini, lanjut Mardi, SLB yang dipimpinnya masih bisa berjalan dengan baik melalui program pelatihan dan adaptasi.

Meskipun demikian, sambung Mardi, tantangan besar dihadapi selama 10 tahun terakhir, SLB Negeri Pembina terus berupaya memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anak disabilitas. "Idealnya seorang guru mendampingi lima anak disabilitas untuk pembelajaran yang efektif," pungkasnya. (**)

Editor
: Redaksi

Tag:

Berita Terkait

News

DPRD Sumut Desak Sekwan Lebih Sigap Urus SK Pengesahan Pimpinan Dewan ke Mendagri

News

Hendra Cipta Ingatkan Pj Gubsu Agar Mutasi Pejabat Sesuai Merit Sistem

News

Sekwan Terima Surat Penetapan Pimpinan DPRD Sumut Dari DPP Partai Golkar

News

Cheriel Laia Ajak Masyarakat Ciptakan Pilkada Kondusif, ASN Tetap Jaga Netralitas

News

ARS: HIRO Menang 60 Persen di Pilkada Medan

News

Judol Mengakar dan Melekat, Abdul Rahim Minta Aparat Kedepankan Langkah Pencegahan