Kitakini.news -
Video anggota DPD RI dari Bali,
Arya Wedakarna yang diduga menyinggung jilbab pada wanita Muslim beredar di media sosial. Sontak, Arya jadi sorotan. Potongan video itupun viral di dunia maya. Tak pelak, video itu menjadi kontroversial, hingga membuat Arya banjir kecaman dari para warganet.
Dalam video itu, Arya menuturkan, dia tidak mau ada pekerja wanita di bagian frontline yang mengenakan jilbab, namun wanita itu harus tergerai rambutnya. Menurut Arya, Bali bukanlah Timur Tengah.
"Saya gak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka. Jangan kasih yang penutup, penutup gak jelas, this is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pake apa kek," ucap Arya.
Pernyataan Arya inipun dianggap melecehkan syariat berjilbab yang diyakini umat Islam. Banyak warganet yang menyesalkan pernyataan Arya tersebut, dan sebagai anggota DPD RI, Arya dianggap tak panta mengucapkan kalimat itu.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas mengimbau agar masyarakat tidak saling mencela dan menghina agama orang lain.
Dijelaskan Buya Anwar Abbas, memakai hijab bukanlah pakaian Timur Tengah, tetapi bagian dari ibadah bagi wanita yang Muslimah.
"Pernyataan Arya Wedakarna anggota DPD RI dari daerah pemilihan Bali yang telah melecehkan agama Islam terkait dengan kata-katanya menyangkut masalah busana muslimah yang disampaikannya dengan cara-cara yang tidak baik sangat disesalkan," ujarnya, dalam keterangan tertulisnya, dilansir Kamis (4/1/2024).
Melalui keterangannya itu, Abbas juga berusaha mengetuk hati Arya dan mengajak untuk tidak menghina ibadah umat lain.
"Saya mengetuk dan mengajak hati seoarang Arya Wedakarna untuk jangan menghina dan mencela ibadah dari agama orang lain," tegasnya