Kitakini.news -Nasib
Persiraja Banda Aceh semakin miris setelah gagal meraih tiket promosi ke Liga 1 musim 2024/2025. Kekecewaan suporter klub yang berjuluk Lantak Laju itu bertambah setelah mereka hanya mampu melaju sampai semifinal Liga 2 musim 2023/2024, kemudian kalah dari Maluku United dengan agregat 3-2 di partai perebutan tempat ketiga.
Sekarang, cobaan bagi Persiraja semakin berat. Tidak hanya harus menelan pil pahit kegagalan promosi, tetapi juga harus menghadapi sanksi yang diberikan oleh FIFA dalam bentuk embargo transfer.
Federasi sepakbola dunia itu memberlakukan larangan transfer kepada Persiraja dan empat klub Indonesia lainnya, termasuk Persija Jakarta, Persikab Kabupaten Bandung, SADA Sumut FC, dan Persiwa Wamena.
Embargo transfer, yang mulai berlaku sejak 26 Januari 2024 untuk Persiraja, membuat klub tersebut tidak diperbolehkan mendaftarkan pemain baru selama tiga periode transfer ke depan. Sanksi serupa juga diterapkan pada klub-klub lain, dengan Persikab dan SADA memulai masa hukumannya pada 26 Februari 2024, dan Persiwa sejak 12 Mei 2022.
Meskipun FIFA tidak secara rinci menjelaskan penyebab sanksi tersebut, embargo transfer bisa diterapkan karena berbagai pelanggaran, termasuk tunggakan pembayaran, pemutusan kontrak tanpa alasan yang jelas, atau kegagalan dalam membayar jumlah yang relevan sesuai jadwal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Status dan Transfer Pemain serta Kode Disiplin FIFA.
Kondisi ini tentu menjadi tantangan berat bagi Persiraja Banda Aceh dan klub-klub lain yang terkena dampak embargo. Mereka harus mencari solusi dalam mengelola tim mereka tanpa bisa merekrut pemain baru selama periode sanksi ini berlangsung, sambil tetap berupaya memperbaiki kinerja mereka di lapangan untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.
Selain itu, kemungkinan jika yang menjadi pokok permasalahan busa diselesaikan oleh pihak klub, FIFA kemungkinan akan meringankan sanksi atau bahkan mencabutnya.