Kitakini.news - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) AMIN Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bercerita tentang pesan gurunya di depan Anies Baswedan. Edy mengatakan jika gurunya berpesan untuk tidak mendua apalagi meniga.
"Yang saya hormati pak Anies Baswedan tapi ke depan setelah bulan Februari saya tak boleh lagi berdiri, Insya Allah karena beliau sudah presiden. Kita umat Islam diajarkan oleh guru-guru kita untuk tidak mendua apalagi meniga," beber Edy Rahmayadi pada acara Acara Haul Guru ke-21, Saidi Syekh H. Amir Damsar Syarif Alam di Pesantren Naqsyabandiyah Jabal Qubis di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (3/12/2023).
Mantan Gubsu itu mengetahui jika di pesantren tidak boleh berbicara politik, tapi lebih baik dibicarakan di sini dari pada di kedai.
Edy juga berpesan jika senang dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini tidak usah memilih AMIN. Tapi jika menginginkan perubahan harus menyatukan suara untuk memenangkan AMIN.
"Kenapa saya bicara umat Islam? Karena ini di tempat Islam. Besok di umat Nasrani saya akan sampaikan itu umat Nasrani, karena tidak ada boleh ada yang mendua, satukan pendapat, menangkan AMIN, Republik Indonesia ini mengalami perubahan, siapa yang mau senang seperti-seperti ini terus silahkan jangan pilih AMIN," tambahnya.
Edy menargetkan suara AMIN akan menang 75 persen untuk Sumut, tapi dirinya mengaku masih enggan mengungkap strateginya dalam mendulang suara untuk capres nomor urut 1 itu.
"75 persen (suara AMIN di Sumut), kalau strategi tidak boleh dibuka, kalau dibuka nanti diambil orang lain," tutupnya. (**)